Jumat, 06 Februari 2015

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat



ILAGA, SUARAPAPUA.COM -- Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB), Jenderal Goliat Tabuni mengaku siap bertanggung jawab atas penembakan dua anggota Brimob, di depan Kantor Bupati Puncak Papua, Ilaga, Papua, Rabu (3/12/2014) pagi.

Seperti yang dilansir dari komnas-tpnpb.net, pelaku penembakan tersebut adalah anggota dari Lekagak Telenggen dan Militer Murib, yang berada dibawah pimpinan Jenderal Goliat Tabuni.

Menurut Goliat, dua senjata jenis, yakni AK-47 dan satunya SS-1 milik dua anggota Brimob sudah berpindah tangan ke kelompok TPN-PB yang selama ini berada dibawah komandonya.

“Tadi pagi anggota TPN-PB tembak dua anggota Brimob, senjata jenis AK-47 dan SS-1 sudah ditangan kami,” ujar Tabuni, ketika melaporkan peristiwa tersebut kepada situs komnas-tpnpb.net, dari Puncak Jaya, Papua. (Baca: OTK Tembak Dua Anggota Brimob di Puncak Papua).

Goliat juga mengatakan, perampasan senjata bukanlah hal yang baru, "Ini adalah upaya memperkuat TPN-PB. Sementara belum ada pihak yang membantu senjata untuk TPN-PB, kami akan tetap merampas milik militer Indonesia, kapan pun, dan dimana pun di wilayah Papua Barat," katanya.

Kata Jenderal TPN-PB yang bermarkas di Tingginambut ini, perampasan senjata adalah satu-satunya cara menambah kekuatan untuk melawan militer Indonesia, dengan tujuan memperjuangkan Penentuan Nasib Sendiri bagi bangsa dan Rakyat Papua Barat.

"Rampasan senjata milik Aparat indonesia juga bagian dari upaya persiapan revolusi total, untuk merebut hak kemerdekaan bangsa Papua Barat sebagaimana tujuan dari TPN-PB."

"Senjata yang berhasil dirampas dari tangan militer Indonesia, tidak akan pernah dikembalikan kepada aparat negara Indonesia. Senjata rampasan resmi menjadi milik TPN-PB untuk melawan balik militer Indonesia di Papua," tegasnya.

Menurut Goliat, dua senjata yang dirampas adalah milik tentara, bukan milik masyarakat sipil, karena itu hal ini dapat dibenarkan. (Baca: Honai Adat Dibakar, Situasi Puncak Papua Mencekam).

"Kami adalah tentara, mereka juga tentara, kami selalu dibunuh dengan senjata, kami juga akan melawan dengan senjata," tandasnya.

“Penembakan hari ini adalah sesuai perintah panglima tinggi, kami masih dalam revolusi tahapan, sambil persiapan revolusi total, tujuan Papua merdeka,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar