Senin, 09 Februari 2015

RUMAH HADAT PAPUA HONAI

Tropical Architecture RUMAH ADAT PAPUA-HONAI 


Honai adalah rumah suku-suku pegunungan tengah Papua seperti suku Dani di lembah Baliem atau Wamena, suku Lani, Yali di pegunungan Toli dan suku-suku lainnya. Rumah Honai mempunyai fungsi antara lain:
1.    Sebagai tempat tinggal
2.    Tempat menyimpan alat-alat perang
3.    Tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar bisa menjadi orang berguna di masa depan
4.    Tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam pertempuran atau perang
5.    Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang Dani yang sudah ditekuni sejak dulu
Rumah adat Honai Filosofi bangunan Honai, ,melingkar atau bulat artinya :
1.    Dengan kesatuan dan persatuan yang paling tinggi kita mempertahankan budaya yang telah diperthankan oleh nene moyang kita dari dulu hingga saat ini.
2.    Dengan tinggal dalam satu honai maka kita sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
3.    Honai merupakan symbol dari kepribadian dan merupakan martabat orang Dani yang harus dijaga oleh keturunan Dani di masa yang akan datang.
Suhu rata-rata di daerah sana 190°C pada umumnya suku Dani bermukim di dataran tinggi yang ketinggiannya 2500 meter di atas permukaaan laut.
BENTUK
Bentuk Honai yang bulat tersebut dirancang untuk menghindari cuaca dingin ataupun karena tiupan angin yang kencang.

ATAP
Honai memiliki bentuk atap  bulat kerucut. Bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak mengenai dinding ketika hujan turun.
Atap honai terbuat dari susunan lingkaran-lingkaran besar yang terbuat dari  kayu buah sedang yang dibakar di tanah dan diikat menjadi satu di bagian atas sehingga membentuk dome. Empat pohon muda juga diikat di tingkat paling atas dan vertikal membentuk persegi kecil untuk perapian.
Penutup atap terbuat dari jerami yang diikat di luar dome. Lapisan jerami yang tebal membentuk atap dome, bertujuan menghangatan ruangan di malam hari.
Jerami cocok digunakan untuk daerah yang beriklim dingin. Karena jerami ringan dan lentur memudahkan suku Dani membuat atap serta jerami mampu menyerap goncangan gempa.


PERLENGKAPAN DAN BAHAN PEMBUAT HONAI
Kebiasaaan dari suku atau orang dani dalam membangun honai yaitu mereka mencari kayu yang memang kuat dan dapat bertahan dalam waktu yang lama atau bertahun-tahun. Bahan yang digunakan sebagai berikut:
1.    Kayu besi (oopir) digunakan sebagai tiang tengah
2.    Kayu buah besar
3.    Kayu batu yang paling besar
4.    Kayu buah sedang
5.    Jagat (mbore/pinde)
6.    Tali
7.    Alang-alang
8.    Papan yang dikupas
9.    Papan las,dll
DINDING DAN BUKAAN
Honai mempunyai pintu kecil dan jendela-jendela yang kecil, jendela-jendela ini berfungsi memancarkan sinar ke dalam ruangan tertutup itu, ada pula Honai yang tidak memiliki jendela, pada umumnya untuk Honai perempuan.
Jika anda masuk ke dalam honai ini maka di dalam cukup hangat dan gelap karena tidak terdapat jendela dan hanya ada satu pintu. Pintunya begitu pendek sehingga harus menunduk jika akan masuk ke rumah Honai. Dimalam hari menggunakan penerangan kayu bakar di dalam Honai dengan menggali tanah didalamnya sebagai tungku selain menerangi bara api juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Jika tidur mereka tidak menggunakan dipan atau kasur, mereka beralas rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang. Umumnya mereka mengganti jika sudah terlalu lama karena banyak terdapat kutu babi.
KETINGGIAN BANGUNAN
Rumah Honai mempunyai tinggi 2,5-5 meter dengan diameter 4-6 meter. Honai ditinggali oleh 5-10 orang dan rumah ini biasanya dibagi menjadi 3 bangunan terpisah. Satu  bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur). Bangunan kedua untuk tempat makan bersama dimana biasanya mereka makan beramai-ramai dan bangunan ketiga untuk kandang ternak. Rumah honai juga biasanya terbagi menjadi 2 tingkat. Lantai dasar dan lantai satu di hubungkan dengan tangga yang terbuat dari bambu. Biasanya pria tidur melingkar di lantai dasar , dengan kepala di tengah dan kaki di pinggir luarnya, demikian juga cara tidur para wanita di lantai satu.
KELEBIHAN
Dalam pembuatannya material yang digunakan adalah material yang berasal dari alam sekitar sana karena itu biaya yang dikeluarkan hanya sedikit, selain itu bangunan adat ini bersifat ramah lingkungan.
KEKURANGAN
Karena tidak ada jendela ruangan didalamnya menjadi gelap
Karena tidak memiliki sumur dan sebuah sungai jernih jauh dari tempat tinngal mereka jadi kebutuhan air bersih sangat  minim


Pengertian Honai rumah adat suku Dani asal daerah Papua. Papua terkenal dengan budayanya yang berakena ragam dan bahkan sebagaian dari masyarakatnya masih memegang kuat kebudayaannya. Ada satu hal yang perlu kita ketahui tentang papua yaitu mengenai rumah adatnya. Dibawah ini penjelasan mengenai rumah adat papua yang penulis himpun dari berbagai sumber.
Struktur bangunan

Rumah Honai terdiri dari dua lantai dan terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Lantai pertama biasanya terdiri dari kamar-kamar dan digunakan sebagai tempat tidur, dan lantai kedua digunakan sebagai tempat beraktifitas: ruang santai dan lain-lain. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Selain itu di tengah-tengah rumah Hanoi ada tempat pembakaran api unggun yang juga berfungsi sebagai penghangat. Tinggi bangunannya sekitar 2,5 meter.
Lantai dasar dan lantai satu rumah adat Hanoi ini dihubungkan dengan tangga yang terbuat dari bambu. Para laki-laki tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para wanita tidur di lantai satu.
Tipe Rumah Adat Honai
Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu :
1. Untuk kaum laki-laki (disebut Honai)
Honai dibenuk dari dua kata. Pertama yaitu “Hun” yang berarti pria dewasa dan “Ai” yang berarti rumah. Secara harfiah, honai berarti rumah laki-laki dewasa.
2. Wanita (disebut Ebei)
kaum perempuan juga mempunyai honai hanya saja dalam pengistilahannya berbeda. Untuk kaum wanita, hanoi disebut “Ebeai”. Seperti halnya honai, Ebeai terdiri dari dua kata, yakni “Ebe” atau tubuh dalam pengertian kehadiran tubuh dan “Ai” yang berarti rumah.

3. Kandang babi (disebut Wamai).

Sebagai Sarana Pendidikan

 Honai dan ebeai juga merupakan tempat sebagai sarana pendidikan khusus. Honai laki-laki dewasa khusus untuk laki-laki dewasa dan yang beranjak dewasa. Laki-laki yang beranjak dewasa diajarkan mengenai banyak hal untuk mempersiapkan hidupnya ketika menginjak usia dewasa. Honai laki-laki dewasa tidak boleh ditinggali oleh perempuan.
Bagi ebeai rumah adat kaum perempuan, honai berfungsi untuk melakukan proses pendidikan bagi kaum perempuan yang beranjak dewasa. Di sana tinggal anak-anak perempuan dan anak-anak laki-laki, serta para kaum ibu. Di dalam honai atau ebeai, remaja perempuan diajarkan hal-hal yang akan dihadapi kelak  setelah tiba saatnya untuk menikah atau kawin. Bagi anak laki-laki, tinggalnya mereka di honai wanita hanya bersifat sementara dan ketika mereka beranjak dewasa mereka akan pindah ke honai laki-laki dewasa.
Rumah adat suku Dani ini biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Rumah Honai dalam satu bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur), bangunan lainnya untuk tempat makan bersama, dan bangunan ketiga untuk kandang ternak.
Rumah adat yang berada provinsi Papua hanya memiliki satu jenis saja, yaitu Honai. Rumah adat suku lain selain suku Dani di papua tidak begitu berbeda, kalaupun ada perbedaan tidak begitu mencolok. Rumah Honai dibuat berkelompok, karena kadang satu keluarga membutuhkan lebih dari satu rumah untuk tempat ternak mereka tinggal, dan anak-anak yang sudah akil dewasa. Bagi suku papua ternak babi harta yang berharga sehingga mereka harus membuatkan rumah tersendiri. Tidak hanya itu ada beberapa permasalahan yang diselesaikan dengan pembayaran dengan menggunakan ternak babi.
Rumah adat Papua Honai  merupakan rumah dengan arsitektur yang sederhana, inti dari rumah ini adalah rumah yang melindungi orang-orang yang tinggal di dalamnya dari udara dingin, tanpa fungsi rumit lainnya. Kesederhanaan ini mungkin yang dijadikan patokan utama bagi suku Dani untuk membangun rumah Honai mereka, karena mereka termasuk jenis suku yang kerap kali berpindah tempat. Kesederhanaan desain dan bentuk Honai memudahkan mobilitas mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar