Jayapura (1/12)—Dalam rangka peringatan 1 Desember 2012, Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) meluncurkan sebuah website resmi. Website ini bertujuan mengabarkan kerja-kerja TPN-OPM selama ini. Hal itu dikatakan Sebby Sambom, aktivis Papua di Jayapura ke tabloidjubi.com, via telpon, Sabtu (1/12).
Menurut Sebby, website tersebut diluncurkan untuk mengabarkan kinerja TPN-OPM selama ini. Melalui siaran pers yang diterima tabloidjubi.com, dalam momen peringatan 1 Desember ,TPN-OPM secara resmi mengumumkan Hasil KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) di Biak sejak tanggal 1-5 Mei 2012 lalu. Masih dalam momen 1 Desember 2012, TPN-OPM secara Nasional mengadakan peluncuran Website TPN yaitu http://www.wpnla.net (the West Papua National Liberation Army), dari OPM.
Kepala Staf Umum TPN-OPM, Mayjen Terianus Satto melalui teleponya ke tabloidjubi.com mengatakan, peluncuran website itu sebenarnya bertujuan mengabarkan, TPN-OPM menunjukkan, bukan pengacau keamanan, pengacau liar, atau orang tak dikenal yang lndonesia stigmakan selama ini. “Kami TPN-OPM tidak mengacaukan masyarakat. Kami berjuang secara damai dan bermartabat,” kata Terianus.
Sebaliknya, lanjut Terianus, pihaknya berjuang secara damai dan berdaulat. OPM sendiri tak menginginkan kekacauan dan tindakan kriminal terjadi. “Kami sendiri tidak inginkan kekacauan dan keributan diantara masyarakat. OPM berjuang secara damai,” tuturnya.
Jayapura, Jubi/Antara – Kepolisian Daerah Papua akan mengirim kembali tim ke Enarotali untuk mengungkap kasus kerusuhan yang menewaskan empat warga sipil.
“Tim yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Dwi Riyanto dalam waktu dekat akan ke Enarotali,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende di Jayapura, Senin (23/2/2015).
Dia mengatakan, tim tersebut nantinya akan kembali mengumpulkan data, terutama dari para saksi yang sebelumnya sempat menghilang untuk mengungkap kasus kerusuhan itu.
“Mudah-mudahan para saksi dan korban mau memberikan keterangannya sehingga kasus tersebut dapat terungkap,” kata Yotje Mende.
Menurutnya, Bupati Paniai sudah menyatakan kesediaannya untuk membantu polisi mengungkap kasus tersebut sehingga pihaknya kembali mengirimkan tim ke Enarotali. Tanpa bantuan masyarakat, kata Irjen Pol Mende, polisi sulit mengungkap kasus yang menewaskan empat warga sipil itu.
Apalagi dari laporan yang diterima insiden tersebut berawal dari masalah lalu lintas dimana saat tanggal 7 Desember 2014 malam lewat mobil yang tidak menyalakan lampunya sehingga ditegur oleh warga yang berada di Pondok Natal. Tidak berapa lama kemudian dua orang berpakaian preman dengan membawa senjata mendatangi pondok tersebut dan menganiaya dua warga dengan menggunakan gagang atau popor senjata. Setelah itu korban sempat melapor ke polisi, namun saat hendak dimintai keterangannya lebih lanjut mereka tidak pernah memenuhi panggilan.
Ketika ditanya tentang dugaan keterlibatan anggota polisi dalam peristiwa itu, Kapolda Papua dengan tegas mengatakan, hingga saat ini belum ada indikasi anggotanya terlibat. Memang saat tanggal 8 Desember 2014 saat massa menyerang, anggota Polri sempat mengeluarkan tembakan karena massa sudah brutal dengan menyerang koramil yang berada di dekat Polsek Paniai Timur. Namun dari hasil pemeriksaan terhadap anggota polisi tembakan diarahkan ke atas.
“Dari hasil penyelidikan yang dilakukan tim yang turun ke Enarotali, baik itu dari Polda Papua maupun Mabes Polri tidak ditemukan adanya anggota yang menembak mendatar,” kata Irjen Pol Mende.
Namun demikian, katanya, bila nantinya ternyata ada anggota yang terlibat pihaknya tidak segan-segan menindaknya karena apa yang dilakukan tidak sesuai prosedur.
Kapolda Papua berharap masyarakat yang benar-benar mengetahui atau menjadi korban dalam insiden tersebut mau kooperatif sehingga kasus tersebut segera terungkap.
Keempat korban yang tewas akibat timah panas itu adalah Simon Degei (18), Alpius Gobai (17), Alpius You (17) dan Yulian Yeimo (17). (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar