Wilayah
Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya sudah lama dikenal sebagai daerah
operasi kelompok sipil bersenjata yang memperjuangkan Papua merdeka. Dua
hari terakhir ini, daerah ini kembali membara. Delapan anggota TNI
dilaporkan tewas dalam serangan kelompok ini kemarin (21/2/2013). Pagi
ini, kelompok yang sama juga menembaki Helikopter jenis MI 17 milik TNI yang hendak mengevakuasi 8 anggota TNI yang tewas itu.
Pemberitaan sejumlah media asing tentang aksi penyerangan di Distrik Sinak dan Tingginambut itu menyebut pelakunya adalah ‘Gunmen’.
Kelompok
penyerang ini memiliki senjata api dari hasil rampasan milik aparat
keamanan (Polri dan TNI) yang bertugas disana. Namun menurut mantan
Bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe (sekarang calon Gubernur Papua
terpilih), senjata mereka bukan saja dari hasil rampasan tetapi dikirim
dari daerah-daerah lain di Papua.
“Ya
karena memang disini pusat perjuangan bersenjata mereka,” Tutur Lukas
dua tahun lalu ketika dirinya masih menjadi kepala daerah di wilayah
yang penuh konflik ini.
“Kalau di Tingginambut selama ini kita tahu ada kelompok pimpinan Goliath Tabuni, dan untuk wilayah Sinak biasanya ada kelompok Yambi di bawah pimpinan Militer Murib yang sering beroperasi. Hanya saja belum bisa kami pastikan. Pengejaran terus dilakukan,” kata Kapendam Cenderawasih Letkol Jansen Simanjuntak.
Goliat Tabuni saat ini adalah mengklaim diri sebagai Panglima tertinggi TPN-OPM dengan pangkat ‘Jendral’. Klaim itu berdasarkan hasil KTT
TPN-OPM pada 1-5 Mei 2012 di Biak. KTT sepihak itu juga mengangkat
sejumlah orang untuk mendampingi kepemimpinan Goliat, yaitu ‘Letjen’ Gabriel Melkizedek Awom sebagai Wakil Panglima TPN-OPM dan ‘Mayjen’ Teryanus Satto selaku Kepala Staf Umum, serta Seblon Sambom sebagai Kapuspen.
Pengangkatan Goliat Tabuni ditentang oleh kelompok OPM lainnya pimpinan Purom Okiman Wenda. Purom menyebut dirinya juga ‘Jendral’ yang
memiliki seribu lebih anggota yang ‘berkuasa’ di Distrik Pirime. Ia
menuding Goliat Tabuni tidak lagi berjuang untuk Papua merdeka, tetapi
untuk kepentingan lain. Kelompok Purom mengaku bertanggung jawab atas
penyerangan Mapolsek Pirime pada 27/11/2012 yang menewaskan tiga anggota
Polsek tersebut. http://tabloidjubi.com/?p=4844
Kelompok OPM lainnya adalah kelompok Lambert Pekikir yang beroperasi di wilayah perbatasan RI-PNG, di Kab. Keerom. Salah
satu aksi kelompok ini antara lain menembaki mobil patroli TNI yang
melewati wilayah ‘kekuasaan’ mereka, antara lain terjadi pada 1
Juli 2012. Sebelumnya, pada 2008, kelompok Lambert juga pernah
menyerang rombongan Batalyon 509 yang sedang patroli di sekitar Kampung
Wembi. Anggota TNI itu dibantai, dan senjatanya dirampas.
Kalau
Goliat Tabuni mengukuhkan kepemimpinannya melalui KTT, sebaliknya
Lambert Pekikir saat ini sedang mempersiapkan Konferensi Tingkat Daerah
untuk melakukan pembenahan internal. Menurutnya, pembenahan internal itu
sudah sangat mendesak karena organisasi TPN-OPM saat ini sudah semrawut
akibat munculnya kelompok-kelompok (OPM) buatan.
“…Kami
akan mendahulukan Pembenahan struktur kepemimpinan dalam tubuh TPN-OPM
dan melakukan pendataan korban yang telah jatuh akibat konflik di Tanah
Papua ini,” ujar Lambert.
Bukan Musuh tetapi Sahabat yang tertunda
Mengutip pernyataan calon Gubernur terpilih Papua, Lukas Enembe,
Negara perlu ikut terlibat dalam menangani masalah di Puncak Jaya,
karena ini sudah menjadi masalah kedaulatan Negara. Kelompok sipil ini
terus berkembang dan menjadi ancaman.
“Kalau hanya perang suku, saya sendiri bisa menyelesaikan,” ujar Lukas.
Saya
sengaja menyebut beberapa kelompok TPN-OPM di atas, bukan untuk
menjadikan mereka target pengejaran aparat keamanan. Mereka tidak lagi
menyembunyikan keberadaan mereka. Karena mereka sering berbiacara secara
terbuka di media, bahkan sering melakukan jumpa pers.
Tujuan
saya, kalau memang Pemerintah sudah berkendak baik untuk merajut upaya
damai di Tanah Papua, mempercepat pembangunan, memperhatikan
keistimewaan dan kekhususan Papua, maka rangkullah mereka dengan
cara-cara yang bermartabat. Bagaimanapun juga mereka adalah
saudara kita. Kata orang bijak, mereka bukanlah musuh untuk diperangi,
tetapi sahabat yang sedang ‘tersesat’ dan membutuhkan bantuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar